Presiden Iran, Hassan Rouhani, nyatakan kelanjutan program nuklir di
negaranya dan membantah isu penghentian proyek raksasa itu. Hal itu ia
sampaikan dalam kesempatan pidatonya di World Economic Forum di Davos,
Swiss, Kamis 23 Januari 2014.
Pemimpin Iran yang dilantik Agustus 2013 itu mengatakan bahwa negaranya
akan tetap “dalam kondisi tidak menyerahkan hak untuk mengejar
teknologi yang damai."“Untuk tujuan perdamaian, kami akan terus melanjutkan program nuklir,” ucap Rouhani seperti dilansir CNN.
Masih menurut Rouhani, kesepakatan nuklir enam bulan antara negerinya dan enam kekuatan super dunia, yang membatasi program nuklir Iran dengan imbalan sanksi ringan, berpeluang membuka pintu untuk keterlibatan Iran yang lebih besar dengan dunia. Dengan begitu pembangunan ekonomi Iran akan terdorong dan hubungannya dengan dunia kembali diterima.
"Apa yang telah kami capai tidak hanya sekadar perjanjian sementara tetapi juga merupakan awal untuk perjanjian dan keterlibatan di masa depan," kata Rouhani.
Dalam pidatonya, Rouhani menjelaskan bahwa ia akan mendorong hubungan yang lebih baik dengan dunia sebagai bagian dari upaya untuk membuat perekonomian Iran masuk ke 10 besar dunia dalam tiga dekade berikutnya.
Perekonomian Iran menempati peringkat 22 di dunia pada tahun 2012, berdasarkan produk domestik bruto, menurut Bank Dunia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNN, mengatakan bahwa pemerintahan Obama keliru memahami konsesi dalam kesepakatan nuklir enam bulan dengan Iran. Ia mengatakan, "Kami tidak menyepakati adanya penghentian atau pembongkaran fasilitas nuklir sedikitpun."
Perjanjian itu mengharuskan Iran untuk mencairkan persediaan uranium yang telah diperkaya sampai 20 % - jauh di atas tingkat 5 % yang dibutuhkan untuk pembangkit listrik tetapi masih di bawah level untuk mengembangkan senjata nuklir.
Selain itu, kesepakatan itu menghendaki Iran untuk membatasi pengayaan baru untuk 5 % dan membongkar peralatan yang diperlukan untuk tingkat yang lebih tinggi, menurut Gedung Putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar