Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Senin, 30 Desember 2013

Telkom Flexi Dan Indosat StarOne Beralih Teknologi Dari CDMA ke E-GSM

JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sedang mengkaji permohonan Telkom Flexi dan Indosat StarOne yang ingin beralih teknologi dari Code Division Multiple Access (CDMA) ke Extended-Global System for Mobile (E-GSM).
E-GSM merupakan upaya untuk memanfaatkan teknologi GSM di spektrum frekuensi 900 MHz. Telkom dan Indosat mengusulkan kepada pemerintah agar E-GSM diterapkan di rentang frekuensi 850 MHz.
Ada beberapa kendala terkait peralihan teknologi ini yang mungkin akan menggangu kenyamanan pelanggan, termasuk masalah penomoran, tarif, hingga interferensi.
Dirjen Sumberdaya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemenkominfo, Muhammad Budi Setiawan, berusaha meminimalkan agar jika peralihan teknologi terjadi, jangan sampai mengganggu kenyamanan pelanggan.
Dengan adanya perubahan teknologi ini, salah satu konsekuensi yang harus diterima pelanggan adalah membeli ponsel baru yang mendukung teknologi GSM. Menurut Budi, Telkom dan Indosat harus memikirkan bagaimana menyediakan ponsel terjangkau yang berkualitas.
“Mungkin nanti bisa dibundel dengan ponsel yang disubsidi. Kedua operator itu tidak boleh merugikan pelanggan setianya,” terang Budi saat dihubungi KompasTekno, Kamis (19/12/2013).
Hingga saat ini, StarOne memiliki 3.000 pelanggan, sementara Flexi memiliki total pelanggan 11,6 juta pelanggan. Namun, menurut laporan Telkom kepada Kemenkominfo, pelanggan Flexi yang masih aktif tinggal 7 juta. “Sisanya sudah memasuki masa tenggang, atau tidak lagi mengisi ulang pulsa,” tuturnya.
Penomoran
Telkom dengan merek Flexi dan Indosat dengan merek StarOne, memegang lisensi Fixed Wireless Access (FWA) atau Telepon Tetap Nirkabel, yang berarti layanan mobilitasnya terbatas.
Sistem penomoran Flexi dan StarOne menggunakan nomor telepon tetap berdasarkan geografis atau dikenal dengan nomor telepon rumah yang memakai kode area seperti “021” untuk Jakarta atau “022” untuk Bandung.
Sementara teknologi GSM atau seluler, dengan layanan mobilitas tak terbatas, sistem penomorannya menggunakan standar National Destination Code (NDC), seperti awalan "0812" untuk nomor telepon Telkomsel Simpati, "0815" untuk Indosat Mentari, atau 0818 untuk XL Axiata.
Menurut Heru Sutadi, peneliti telekomunikasi dari ICT Institute, sistem penomoran Flexi dan StarOne juga harus berubah dalam peralihan teknologi CDMA ke GSM. Sementara itu, layanan Flexi tidak hanya digunakan oleh pelanggan telepon genggam, namun juga dijadikan sebagai telepon rumah.
“Masalah penomoran ini harus jelas dulu, tidak bisa tiba-tiba pindah. Pelanggan harus dimintai persetujuan apakah mereka setuju berganti nomor? Karena pelanggan tentu telah membagikan nomor teleponnya ke banyak orang,” tegas Heru.
President Director & CEO Indosat, Alexander Rusli mengaku, telah mendiskusikan masalah penomoran dengan pemerintah dan coba untuk mencari jalan keluarnya.
Tarif
Selama ini layanan dari operator telekomunikasi CDMA dikenal menyediakan tarif murah, terutama untuk layanan telepon. Karena, tarifnya menggunakan skema telepon tetap atau telepon rumah.
“Operator telekomunikasi dengan lisensi FWA menyediakan skema tarif yang lebih murah karena perhitungannya berbasis zona,” kata Heru. Jika pelanggan StarOne menghubungi pelanggan Flexi, maka dikenakan tarif telepon rumah.
Nah, jika peralihan teknologi StarOne atau Flexi menjadi GSM terjadi, maka pelanggan yang melakukan panggilan telepon dikenakan tarif dengan skema seluler atau GSM, yang bisa jadi lebih mahal.
Ada usulan agar kedua operator itu merancang tarif khusus bagi layanan Flexi dan StarOne meskipun basis teknologinya telah beralih ke GSM. Budi sendiri mengharapkan agar tidak terjadi banyak perubahan untuk tarif karena hal ini terkait kenyamanan pelanggan.

0 komentar: